
4 minute read
Ingin Hidup Tenang? Fokus Aja Sama yang Bisa Kamu Kendalikan
Pernah gak sih kamu merasa hidupmu penuh tekanan? Banyak pikiran. Banyak beban. Rasanya kayak otak ini lagi buka 23 tab browser sekaligus, dan semua tabnya ngelag.
Biasanya itu terjadi karena kita terlalu mikirin hal-hal yang sebenernya di luar kendali kita.
Nah, kalau kamu pengen hidup lebih tenang, satu rumus sederhana yang bisa langsung dicoba:
Fokus hanya ke hal-hal yang bisa kamu kendalikan. Sisanya? Yaudah, lepasin aja.
Contoh Simpel: Hujan
Bayangin kamu udah dandan rapi, wangi, siap berangkat ke wawancara kerja. Eh, pas buka pintu… hujan deres.
Kamu bisa:
-
Marah-marah ke cuaca.
-
Ngomel di Twitter, “Kenapa sih selalu hujan pas momen penting?!”
-
Batal berangkat dan nyalahin alam semesta.
Atau kamu bisa:
-
Siapin payung.
-
Buka aplikasi ojek online lalu pesan gocar.
-
Tetap berangkat, karena itu yang bisa kamu kendalikan.
Yang pertama bikin stres. Yang kedua bikin kamu tetap jalan.
Prinsipnya Sederhana, Tapi Gak Gampang
Gampang ngomongnya, tapi pas praktik? Berat.
Karena manusia itu secara default pengen kontrol semuanya.
Kita pengen semua orang suka sama kita.
Kita pengen semua hal berjalan sesuai rencana.
Kita pengen dunia ini ngikutin maunya kita.
Sayangnya… dunia gak peduli.
Maka dari itu, penting banget buat mulai memilah:
1. Hal yang Bisa Kamu Kendalikan
- Usaha kamu
- Sikap kamu ke orang lain
- Reaksi kamu terhadap masalah
- Waktu yang kamu pakai hari ini
- Fokus dan energi kamu ditaruh di mana
Contoh: Kamu bisa milih buat tidur cukup, belajar skill baru, atau bilang “nggak” ke sesuatu yang bikin burnout.
2. Hal yang Gak Bisa Kamu Kendalikan
- Omongan orang
- Cuaca
- Masa lalu
- Mood orang lain ke kamu
- Trending topic hari ini
Contoh: Kamu udah kerja sebaik mungkin, tapi tetep aja ada yang nyinyir.
Yaudah lepasin aja, ga usah terlalu difikirin, karena kamu tidak bisa mengontrol nyinyiran si kunti hihihi hihihi (sambil terbang).
3. Makin Banyak Kamu Mikirin yang Gak Bisa Dikontrol, Makin Capek Hidupmu
Mikirin hal yang di luar kendali itu kayak megang pasir terlalu erat: makin kamu genggam, makin banyak yang tumpah.
Capek, gak dapet hasil, ujung-ujungnya overthinking, insecure, dan stres sendiri.
Maka dari itu, ini bukan cuma soal teori.
Ini soal kebiasaan.
Pola pikir.
Cara kamu menata ulang “folder” dalam kepala kamu:
Folder A: Hal-hal yang bisa kamu ubah → Kerjain.
Folder B: Hal-hal yang gak bisa kamu ubah → Lupain.
4. Reaksi Itu Kayak Remote TV—Pegang Sendiri, Jangan Dikasih ke Masalah
Masalah akan selalu ada. Mau kecil, mau gede, kadang datangnya barengan, kayak promo tanggal cantik.
Tapi, kamu tahu apa yang selalu kamu punya?
Remote reaksi.
Mau dicengin? Mau digas? Mau diabaikan? Semua ada di tanganmu.
Coba deh, setiap kali ada masalah muncul, bayangin kamu lagi megang remote:
Kalau masalahnya bisa kamu kendalikan → Tekan tombol “Action”.
Kalau enggak → Tekan tombol “Mute” dan lanjut nonton hidupmu sendiri.
Kuncinya bukan ngatur dunia. Tapi ngatur channel dalam kepala sendiri.
Penutup: Tenang Itu Pilihan, Bukan Keajaiban
Tenang bukan berarti hidup tanpa masalah.
Tenang itu ketika kamu tahu mana yang patut kamu pikirkan, dan mana yang sebaiknya kamu ikhlaskan.
So, kalau kamu lagi capek sama dunia, coba tanya ke diri sendiri:
Apakah aku terlalu sibuk mikirin hal yang sebenernya gak bisa aku kendalikan?
Kalau iya, Yaudah. Let it go. Taro di Folder B
FAQ – Pertanyaan yang Mungkin Sering Muncul Soal “Hanya Fokus ke yang Bisa Dikendalikan”
1. Emang bisa gak mikirin hal yang di luar kendali kita? Kayak susah banget gitu.
Iya, susah.
Namanya juga manusia.
Kita itu defaultnya overthinker.
Tapi bukan berarti gak bisa dilatih.
Sama kayak otot, fokus juga bisa dibangun.
Awalnya berat, lama-lama terbiasa.
Kuncinya bukan langsung “hilangin semua pikiran”, tapi ngurangin intensitas dan durasinya.
Dari yang tadinya kepikiran 3 hari, jadi 3 jam, lalu 30 menit.
Lama-lama: “Ah, bodo amat lah. Lanjut kerja aja.”
2. Tapi gimana kalau yang bikin stres itu orang terdekat? Masa gak dipikirin?
Boleh dipikirin, asal porsi mikirnya sehat.
Yang gak sehat itu kalau kamu berusaha ngubah orang lain, padahal orang itu gak mau berubah.
Kamu bisa kasih masukan.
Kamu bisa jelaskan perasaan kamu.
Tapi hasil akhirnya? Itu di luar kendali kamu.
Dan di situlah kamu perlu belajar let go.
3. Apa bedanya ikhlas sama pasrah?
Ikhlas itu sadar: “Saya sudah lakukan yang terbaik, sisanya saya lepas.”
Pasrah itu: “Ah, nyerah dari awal.”
Ikhlas bukan pasrah, bukan cuek. Ikhlas itu kekuatan.
4. Gimana caranya mulai fokus ke hal-hal yang bisa dikendalikan?
Mulai dari nanya ini setiap kali overthinking:
Apakah ini dalam kendali gue?
Kalau iya → Ayo, pikirin dan lakuin.
Kalau nggak → Tulis di kertas, lalu coret.
5. Apakah ini artinya kita jadi gak peduli sama hal-hal besar kayak politik, ekonomi, lingkungan, dll?
Bukan gak peduli, tapi fokus ke kontribusi kecil yang bisa kamu kasih.
Contoh:
Kamu gak bisa ngontrol harga cabai, tapi kamu bisa ngatur pengeluaran.
Kamu gak bisa ngubah sistem, tapi kamu bisa edukasi diri dan orang sekitar.
Kamu gak bisa nyetir arah dunia, tapi kamu bisa nyetir hidup kamu.
Kepedulian gak harus bikin stres.
Bisa kok peduli dengan tenang.
Note: Kalau kamu suka tulisan ini dan merasa relate, boleh share ke temen-temen yang sering overthinking juga.
Siapa tahu mereka butuh diingetin buat hidup lebih tenang.
Artikel Terkait:
Comments (0)
Failed to load comments.